Responsive Banner design

Setengah Jam Sebelum Adzan, Halaman Nabawi Terlarang bagi Jamaah



MADINAH–Meski terbuka untuk umum, jangan pernah berani duduk-duduk santai sambil ngobrol-ngobrol di halaman Masjid Nabawi. Kecuali Anda memang sedang ingin diusir oleh para penjaga dari Haiah Amar maruf Nahi Mungkar.
Halaman masjid Nabawi di Madinah (mch)
Menurut para penjaga ini, jamaah tidak boleh duduk-duduk di halaman Masjid Nabawi, sejak setengah jam sebelum adzan berkumandang. Karenanya, mereka akan mulai mengusir jamaah yang sedang duduk-duduk sejak sepuluh menit sebelum waktunya.

Uhud: Magnet Bagi Jamaah Umrah Saat Ramadhan



MADINAH–Bulan ramadhan menjadi magnet umat islam untuk datang berziarah maupun ibadah ke kota suci Madinah, banyak orang mengunjungi situs bersejarah di kota itu, termasuk situs tempat  kala terjadi perang Uhud pada masa Nabi Muhammad (saw) 625 (3 H).
Jabal Uhud
Ribuan orang mengunjungi bukit Uhud, banyak penduduk lokal mengambil kesempatan untuk mendirikan kios-kios untuk menjual cinderamata, parfum, manik-manik, herbal, buku, Alquran, kalender, minuman ringan dan es krim.
Nurul Haq Siraj, seorang jamaah Umrah asal Pakistan, mengatakan ia membeli beberapa rempah-rempah dan rosario. “Sungguh menakjubkan cara mereka mengemas barang di sini, belum lagi keragaman barang yang dijual,” katanya.

Pasar Kurma Terbesar di Arab Saudi


Hampir bisa dipastikan, setiap jamaah haji dari segala penjuru dunia yang bertandang ke Tanah Suci, akan menjinjing buah cokelat kehitam-hitaman ini sebagai salah satu oleh-oleh mereka.Tak sulit mendapatkan kurma Madinah. Saat berada di Madinah, pergi saja ke Pasar Kurma (Madinah Dates Market ). Letak pasar ini tepat di pusat kota, arah selatan Masjid Nabawi. Hanya berjarak sekitar setengah kilometer dari masjid para nabi, Pasar Kurma berada di kawasan bernama Qurban.Salah satu sudut Pasar KurmaKurma dan air zam-zam selalu identik dengan oleh-oleh ibadah haji. Kurma yang paling terkenal adalah kurma Madinah. Selain karena bentuknya lebih besar, daging buahnya kenyal dan kering, menambah atribut rasa manis kurma Madinah. Seperti namanya, kurma ini memang berasal dari Madinah, kota produsen kurma terbesar di Arab Saudi.

Kursus Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah

Agar Ibadah Haji Diterima


Ibadah haji merupakan puncak peribadatan seorang muslim sebagai penunaian rukun Islam yang ke lima. Ulama menganalogikan haji sebagai pagar bagi sebuah bangunan, dimana berfungsi untuk menjaga dan memperindah bangunan tersebut. Namanya juga pagar, boleh jadi harus dibuat, jika mampu, namun jiga tidak mampu, ya tidak apa-apa.
Berbeda dengan rukun Islam yang lain. Syahadat diibaratkan dengan pondasi, dan karenanya harus kuat. Shalat lima waktu ibarat tiang, yang juga harus kokoh. Puasa ibarat dinding, yang juga harus berdiri kuat. Dan zakat merupakan atap, dimana berfungsi untuk mengayomi isi bangunan.
Ibadah haji, hanya dilaksanakan bagi mereka yang sudah mampu. Allah swt berfirman,“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” QS. Ali Imran : 97.

Meraih Haji Mabrur

Haji mabrur adalah dambaan dan cita-cita setiap muslim yang melaksanakan haji. Tetapi pertanyaannya apa itu haji mabrur? Banyak orang menafsirkan bahwa haji mabrur adalah haji yang ditandai dengan kejadian-kejadian aneh dan luar biasa saat menjalani ibadah tersebut di tanah suci. Kejadian ini lalu direkam sebagai pengalaman ruhani, yang paling berkesan.

Bahkan kadang ketika ia sering menangis dan terharu dalam berbagai kesempatan itu juga dianggapnya sebagai tanda dari haji mabrur. Imam Al Ashfahani menyebutkan haji mabrur artinya haji yang diterima (maqbul) (lihat mufradat alfadzil Qur’an, h. 114).
Tapi apa tanda-tandanya?
Mabrur diambil dari kata al birru (kebaikan). Dalam sebuah ayat Allah swt berfirman: “lantanalul birra hatta tunfiquu mimma tuhibbun. Kamu tidak akan mendapatkan kebajikan sehingga kamu menginfakkan sebagian apa yang kamu cintai”. QS.3:92. Ketika digandeng dengan kata haji maka ia menjadi sifat yang mengandung arti bahwa haji tersebut diikuti dengan kebajikan.

Social Icons

Featured Posts

HUBUNGI SAYA DI FB

Social Icons

Diberdayakan oleh Blogger.

Stats

Bank Pendukung

Blogger news

Search in the Hadith
Search:
in
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

Popular Posts