Responsive Banner design

PETA KOTA MEKKAH BESERTA LOKASI PEMONDOKAN JAMA’AH HAJI (MAKTAB HAJI)

Untuk melihat jarak daerah pemondokan jamaah haji Indonesia dengan Masjidil Haram, Mekkah silahkan lihat daftar di bawah ini: 
 Daerah/ Wilayah  Jarak Dari MAsjidil Haram
 Ja’fariyah/ Zumaizah  2,62 Km
 Sulaimaniyah  1 Km
 Shieb Amir  0,77 Km
 Jarwal/ Jarwal Taisyir  1,3 – 2 Km
 Zahir  2,5 – 3,2 Km
 Rai’ Zahir  2,5 – 2,8 Km
 Sari’ Sittin  3,9 Km
 Bakhutmah  2,1 – 2,7 Km
 Misfalah I  1,5 Km
 Misfalah II  2 – 3 Km
 Hijrah  3,79 Km
 Aziziyah (Mahbaz Jin)  2 – 3 Km
 Aziziyah Zanubiyah I  3 – 4 Km
 Aziziyah Zanubiyah II  5 – 6 Km
 Aziziyah Shimaliyah  3,3 – 6,5 Km
 Aziziyah Syisah/ Roudhah   2,6 – 4,7 Km
 Ma’abdah  2,3 – 3,3 Km
 Nuzhah  3 – 5 Km
 Kemah di Mina ke Jamarot  2,5 – 7 Km
 Syari’ Ummul Qura’ II  2,5 Km
 Syari’ Mansyur II  2,3 – 2,8 Km
*Data tersebut diatas diambil dari Google Earth
dan untuk tabel pendistribusian qur’ah maktab untuk calon  jamaah haji dari Indonesia tahun 2011/1432H Berdasarkan NOmor kloter dan embarkasibisa klik disini.

 

PETA LENGKAP KOTA MADINAH & MASJID NABAWI 


Sumber : http://www.kbiharofahmalang.com/peta%20makkah.php

PETA LENGKAP AROFAH, MUZDALIFAH & MINA SAUDI ARABIA



sUMBER : http://www.kbiharofahmalang.com/peta%20armina.php

Masjidil Haram


Masjidil HaramMasjidil Haram adalah sebuah masjid di kota Mekkah, yang ditengah-tengahnya terdapat bangunan Kakbah. Masjidil Haram adalah tempat tersuci di Bumi bagi umat Islam. Masjid ini juga merupakan tujuan utama bagi umat Islam dalam ibadah haji. Masjid ini pula merupakan kiblat Sholat umat Islam dari seluruh dunia.
Sebelum Anda pergi ada baiknya mempelajari denah Masjidil Haram agar tidak tersesat saat beribadah di Masjidil Haram.
Menjelang hari wukuf, jutaan umat muslim dari penjuru dunia memadati pelataran masjidil haram terutama saat sholat jum”at, untuk itu diperlukan kesabaran bagi calon jamaah haji.
Kepadatan di Masjidil Haram juga terjadi setelah Jamaah Haji melempar jumroh aqobah ribuan jama”ah haji akan melakukan Tawaf Ifadah di Masjidil Haram  yang merupakan rukun haji terakhir

Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah: Masjid Quba

Masjid Quba di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: Dok Republika.
REPBULIKA.CO.ID – Ibnu Ishaq menyebutkan, Rasulullah membangun Masjid Quba untuk Bani Amr bin Auf.
Ibnu Abu Khaitsamah menuturkan bahwa ketika Rasulullah mendirikan Masjid Quba, beliaulah yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya. Abu Bakar lalu datang membawa batu dan meletakkannya. Dilanjutkan Umar yang meletakkan batu di samping batu Abu Bakar. Setelah itu, kaum Muslimin beramai-ramai membangunnya.
Al-Khathabi menginformasikan dari As-Syamusy binti An-Nu’man, “Tatkala Rasulullah membangun Masjid Quba, beliau datang membawa batu yang diikatkan di perutnya lalu meletakkannya. Seorang pria kemudian datang hendak mengangkatnya, tetapi dia tidak kuat. Rasulullah pun menyuruh lelaki itu meninggalkannya dan mengambil batu lain.”
As-Suhaili menuturkan, “Ini adalah masjid pertama yang dibangun dalam Islam. Mengenai penghuni Masjid Quba, Allah SWT berfirman, “Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.” (QS. At-Taubah: 108). Penghuni tersebut berada di dalam masjid yang didirikan atas dasar takwa.
Abu Sa’id Al-Khudri meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah ditanya tentang masjid yang didirikan atas dasar takwa. Rasulullah menjawab, “Itu adalah masjidku ini (Masjid Nabawi).”
Dalam riwayat lain, beliau menjawab, “Di atas bumi itu terdapat banyak kebaikan. Allah SWT berfirman, “Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.” (QS. At-taubah: 108).
Ketika ayat tersebut turun, Rasulullah bertanya kepada Bani Amr bin Auf, “Bagaimana cara kalian bersuci agar dipuji Allah?” Mereka menjawab, “Bersuci dengan air setelah bersuci dengan batu.” Rasulullah berkata, “Itulah yang benar. Bersucilah dengan cara demikian.”
As-Suhaili mengatakan, “Kedua hadits itu tidak kontradiktif, karena keduanya (Masjid Nabawi dan Masjid Quba) sama-sama didirikan atas dasar takwa. Namun, firman Allah SWT, ‘Sejak hari pertama,’ mengindikasikan Masjid Quba. Karena pembangunannya dilakukan pada hari pertama Rasulullah tiba di Madinah.”
Al-Qasim bin Abdurrahman menuturkan, “Ammar bin Yasir adalah orang yang pertama kali membangun masjid Allah yang digunakan untuk shalat.” Hal ini diriwayatkan oleh Ibnu Arubah. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa hadits Ammar ini mengenai berita pembangunan masjid Madinah.
Sebaliknya, As-Suhaili menyatakan bahwa yang dimaksud adalah Masjid Quba. Sebab, Ammarlah yang mengisyaratkan kepada Nabi untuk membangun masjid tersebut. Ammar pula yang mengumpulkan bebatuan untuk Nabi ketika beliau membangun masjid itu. Beliau meminta Ammar untuk menyempurnakan pembangunannya.
Abdullah bin Umar menuturkan, “Dulu, Rasulullah mengunjungi Masjid Quba dengan naik kendaraan atau berjalan kaki, kemudian shalat dua rakaat di dalamnya,” (Mutafaq alaihi). Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu dengan naik kendaraan atau berjalan kaki. Ibnu Umar juga pernah melakukannya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Kamar dan Makam Rasulullah SAW

Makam Rasulullah di Masjid Nabawi, Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: Dok Republika
REPUBLIKA.CO.ID – Kamar Rasulullah adalah tempat yang dihuni Nabi bersama Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq RA. Posisinya berada di tenggara Masjid Nabawi.
Kamar ini dibangun bersamaan dengan pembangunan Masjid Nabawi. Bahan bakunya terdiri dari tanah liat, batu bata, dan pelepah kurma, lalu ditutup dengan kain dari bulu hewan.
Luasnya tidak lebih dari 3,5 x 5 meter. Pintunya terbuat dari kayu jinten saru (Juniperus Communis) atau jati yang menjadi jalan menuju Raudhah di dalam masjid. Rasulullah wafat dan dimakamkan di arah kiblat kamar ini. Setelah itu, bagian utara kamar ini menjadi tempat tinggal Aisyah RA.
Ketika wafat, Abu Bakar dimakamkan di samping Rasulullah dengan jarak satu hasta. Posisi kepalanya sejajar dengan pundak Rasulullah. Dan ketika Umar bin Khathab RA wafat, dia dimakamkan di dekat Abu Bakar dengan jarak satu hasta. Posisi kepalanya sejajar dengan pundak Abu Bakar.
Saat itu, bagian utara masih tetap menjadi tempat tinggal Aisyah RA hingga akhir hayatnya. Ketika Aisyah wafat, dia dimakamkan di Baqi dan setelah itu tidak ada lagi yang mendiami kamar Rasulullah SAW.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Mihrab-Mihrab Masjid Nabawi


Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: Dok Republika.
REPUBLIKA.CO.ID – Menurut bahasa, al-mihrab berarti bagian depan dan tempat paling utama dari bangunan rumah, atau tempat shalat imam dalam masjid. Kata mihrab disebutkan empat kali dalam Alquran.
Nabi pernah shalat menghadap Baitul Maqdis sekitar 16 atau 17 bulan. Setelah beliau hijrah ke Madinah, kiblat masjid berada di bagian belakang, dari arah utara berhadapan dengan pintu Utsman di dekat pilar kelima, sebelah utara Pilar Aisyah RA.
Setelah kiblat berpindah ke Masjidil Haram, beliau pun memindahkan kiblat masjid dari utara ke bagian selatannya. Beliau shalat di dekat Pilar Aisyah selama dua atau empat bulan, kemudian maju ke Pilar Al-Mukhallaqah dan shalat di sana selama beberapa hari. Tempat shalat beliau ini akhimya dibangun menjadi mihrab.
Ketika Umar bin Khathab melakukan perluasan masjid, mihrab dipindahkan ke ujung bangunan baru di arah selatan. Tatkala Utsman melakukan perluasan masjid, mihrab dipindahkan lagi, dan mihrab inilah yang ada sampai sekarang. Di masa Nabi, Khulafaur Rasyidin, dan setelahnya, mihrab masjid belum berbentuk ruangan cekung di tembok.
Berbagai referensi sejarah menyatakan bahwa mihrab yang berbentuk ruangan cekung di tembok baru mulai ada pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik dari Bani Umayah pada tahun 88-91 H/707-710 M. Al-Walid memerintahkan Gubernur Madinah saat itu, Umar bin Abdul Aziz untuk merenovasi masjid. Jadi, mihrab Masjid Nabawi sebelum renovasi pada masa Al-Walid adalah tempat biasa, tidak ada penanda khusus di dinding kiblat dan tidak ada ruangan berbentuk cekung di tembok.
Ini berdasarkan perkataan Umar bin Abdul Aziz, “Berkumpullah! Hadirilah pembangunan mihrab agar kalian nanti tidak berkata, ‘Umar telah mengubah mihrab kita!” Lalu, setiap kali mengambil batu dari susunan bangunan mihrab, dia pasti meletakkan batu yang lain untuk menggantikan posisinya.
Dalam perkembangannya, kaum Muslimin menghiasi mihrab-mihrab masjid dengan hiasan-hiasan islami, seperti kaligrafi ayat-ayat Alquran yang diletakkan di bagian depan masjid. Ini sesuai dengan makna kata al-mihrab sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Juga bertujuan untuk memberi penanda khusus arah kiblat yang wajib dituju ketika shalat.
Beberapa Mihrab Masjid Nabawi:
  1.     Mihrab Nabi yang berada di Raudhah, di sebelah kiri mimbar.
  2.     Mihrab Utsman, yaitu dinding di arah kiblat masjid, tempat shalat imam sekarang.
  3.     Mihrab Sulaiman, dikenal juga dengan nama mihrab Al-Hanafi yang terletak di sebelah barat mimbar.
  4.     Mihrab Fathimah, terletak di selatan mihrab Tahajud di dalam Al-Maqshurah.
  5.     Mihrab Syekh Al-Haram, terletak di belakang Dakkah Al-Aghwat, dibangun ketika masjid mengalami perluasan pada masa  Sultan Abdul Majid.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Pilar-Pilar Utama Masjid Nabawi

Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: Dok Republika.
REPUBLIKA.CO.ID – Berikut ini pilar-pilar utama Masjid Nabawi:
1. Pilar Al-Mukhallaqah: tiang yang melekat pada mihrab Nabi SAW di arah kiblat. Dinamakan Al-Mukhallaqah yang berarti ‘harum’ karena Nabi pernah melihat dahak di tiang tersebut sehingga merasa tidak nyaman. Beliau lalu membersihkan dan memberikannya wewangian, dan beliau merasa senang dengan hal itu.
2. Pilar Aisyah: tiang yang berada di tengah Raudhah. Dulu, Nabi menjadikannya sebagai tempat shalat sesaat setelah kiblat dipindah ke Masjidil Haram.
3. Pilar At-Taubah: dinamakan juga dengan Pilar Abu Lubabah. la adalah pilar keempat dari sebelah timur mimbar. Dinamakan demikian karena seorang sahabat bernama Abu Lubabah Al-Anshari mengikat dirinya di tiang tersebut sebagai bentuk pertaubatan kepada Allah atas dosa yang dilakukannya, kemudian akhirnya dia dilepaskan.
4. Pilar As-Sarir: tiang yang menempel dengan jendela kamar Nabi dari arah selatan. Dinamakan Pilar As-Sarir yang bermakna ‘alas tidur’ karena ketika Nabi i’tikaf di masjid, di dekat tiang itu diletakkan alas tidur beliau.
5. Pilar Al-Mahras atau Al-Hars: pilar yang terletak di belakang Pilar At-Taubah di sebelah utara. Disebut dengan Al-Mahras yang artinya ‘tempat penjagaan’ karena dulu para sahabat duduk di dekat pilar tersebut untuk menjaga Nabi.
6. Pilar Al-Wufud: tiang yang menempel dengan jendela kamar Nabi SAW. Disebut demikian yang artinya ‘tamu utusan’ karena dulu Nabi duduk di dekat pilar itu ketika menerima utusan dari kabilah-kabilah Arab yang datang kepadanya.
7. Pilar Murabba’ah Al-Qabr: bermakna ‘segi empat di dekat makam’. Sebab, pilar ini terletak di barat laut kamar Rasulullah.
8. Pilar Tahajud: pilar yang berada dekat dengan tempat Rasulullah SAW melaksanakan shalat Tahajud.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Kubah-Kubah Masjid Nabawi


Kubah-kubah Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwwarah, Arab Saudi. Foto: Blogspot.com.
REPUBLIKA.CO.ID – Halaman Masjid Nabawi dihiasi beberapa kubah indah yang memancarkan kesan sakral dan penuh keagungan.
Kubah pertama yang dibangun di Masjid Nabawi berada di atas kamar Rasulullah pada abad ke-7 H atas perintah Sultan Al-Manshur Qalawun Ash-Shalihi dari Dinasti Mamalik, tepatnya tahun 678 H. Kubah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kubah Hijau.
Dari bawah, kubah tersebut berbentuk persegi empat, sedangkan dari atas berbentuk persegi delapan. Kubah Hijau itu terbuat dari kayu-kayu yang ditegakkan di atas tiang-tiang bangunan kamar Rasulullah, dan dilapisi lempengan-lempengan timah agar air hujan tidak merembes ke dalam kamar beliau.
Pada tahun 881 H, setelah masjid direnovasi, Sultan Qait Bay memutuskan untuk menghilangkan atap kayu kamar Nabi SAW dan menggantinya dengan kubah tipis. Setelah itu, dipasang kubah di atas kamar beliau kira-kira menutupi sepertiga luasnya, mulai dari timur makam bagian kaki.
Lalu dipasang kubah untuk menutupi kamar dari arah barat, juga kubah lain dari arah makam bagian kepala dengan bebatuan berwarna hitam dan putih yang diukir. Di atas kubah, dipasang lambang bulan sabit dari kuningan. Kubah tersebut dipoles dengan kapur sehingga berwarna putih dan menjadi indah.
Kubah ini selamat dari kebakaran yang melanda Masjid Nabawi pada tahun 886 H, tetapi kubah di atasnya terbakar. Karenanya, Sultan Qait Bay melakukan renovasi pada tahun 892 H dan membangun lagi kubah itu dengan batu bata, juga memasang tiang-tiang penyangga. Sesaat kemudian, terlihat retakan di bagian atas kubah, perbaikan pun dilakukan lagi hingga benar-benar menjadi kukuh.
Selanjutnya, di atas Mihrab Utsman juga dibangun kubah, atap di antara Kubah Hijau dan dinding bagian barat juga dibangun kubah besar yang dikelilingi tiga kubah. Di atas Bab As-Salam bagian dalam juga dibangun dua kubah. Kubah-kubah tersebut dilapisi marmer berwarna hitam dan putih, lalu diberi berbagai macam hiasan.
Pada tahun 1119 H, Sultan Mahmud I menambahkan barisan tiang yang menopang atap di arah kiblat masjid, beberapa kubah juga dipasang di atasnya. Tahun 1228 H, Sultan Mahmud II memperbarui kubah di atas makam dan mengecatnya dengan wama hijau sehingga kubah itu terkenal dengan nama Kubah Hijau, padahal sebelumnya dikenal dengan nama Kubah Putih atau Biru. Beberapa orang menamainya dengan Kubah Al-Faiha’ (kubah yang luas).
Kemudian Sultan Mahmud II berencana menutupi seluruh atap masjid dengan kubah, namun tidak dilaksanakan karena khawatir pembangunan kubah-kubah itu bisa merusak Kubah Hijau. Masjid masih dalam kondisi seperti itu hingga masa Sultan Abdul Majid.
Pada tahun 1264-1277 H, seluruh atap masjid ditutup kubah yang dilapisi lempengan- lempengan timah. Saat itu jumlah kubah mencapai 170 buah. Kubah tertinggi adalah Kubah Hijau, lalu kubah di atas Mihrab Utsman, kubah di atas Bab As-Salam, dan kubah-kubah yang lain ketinggiannya hampir sama. Sebagian kubah ada yang dilengkapi dengan jendela-jendela dari kaca berwarna, di dalamnya dihiasi dengan beragam ukiran dan kaligrafi Alquran yang sangat indah.
Sejak awal berdirinya Kerajaan Arab Saudi hingga sekarang, telah dilakukan renovasi terhadap kubah-kubah masjid berkali-kali. Renovasi terakhir dilakukan pada masa Khadim Haramain Raja Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1404 H saat warna timah telah berubah. Warnanya pun kemudian dipoles lagi agar tampak seperti semula.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Menara Adzan Masjid Nabawi Pada Masa Rasulullah



Ilustrasi Masjid Nabawi di masa lampau. Foto: Atlas Haji dan Umrah.
REPUBLIKA.CO.ID – Pada masa Nabi SAW, sebelum ada syariat adzan, muadzin Rasulullah menyeru kaum Muslimin dengan seruan, “Ash-Shalatu jami’ah (mari shalat berjemaah)!”
Kaum Muslimin pun segera berkumpul. Adzan baru disyariatkan ketika arah kiblat dipindah ke Ka’bah. Rasulullah sangat memerhatikan masalah adzan ini.
Saat itu, sebagian kaum Muslimin mengusulkan agar ada media guna menyeru orang-orang untuk shalat berjamaah. Sebagian mengusulkan terompet, sebagian lainnya menyarankan lonceng.
Pada saat demikian, Abdullah bin Zaid Al-Khazraji datang pada Rasulullah SAW dan berkata, “Tadi malam aku bermimpi. Ada seorang pria berpakaian hijau membawa lonceng di tangannya. Aku pun bertanya, ‘Apakah engkau menjual lonceng itu?’ Dia balik bertanya, ‘Untuk apa?’ Aku menjawab, ‘Untuk memanggil orang-orang shalat berjamaah. ’ Dia berkata, ‘Maukah kuberi tahu media yang lebih baik daripada lonceng?’ Aku bertanya, ‘Apa itu?’ Dia mengatakan, ‘Serukanlah Allahu Akbar, Allahu Akbar—hingga akhir adzan.”
Mendengar cerita itu, Rasulullah SAW bersabda, “Insya Allah, mimpi itu benar. “Berdirilah bersama Bilal. Ajarkanlah adzan itu padanya. Suruh dia menyeru orang-orang dengan lafaz-lafaz adzan itu. Sebab, suaranya lebih keras daripada suaramu.”
Ketika Bilal mengumandangkan adzan, Umar bin Khathab mendengar seruan itu dari rumahnya. Dia pun segera pergi menemui Rasulullah. Umar berkata, “Wahai Nabi Allah, demi Dzat yang telah mengutusmu dengan benar, aku telah bermimpi seperti mimpi yang dialami Abdullah bin Zaid Al-Khazraji.”
Mendengar itu, Nabi SAW berkata, “Segala puji bagi Allah, hal itu lebih menguatkan.”
Pada masa Rasulullah, Masjid Nabawi—begitu pula pada masa Khulafaur Rasyidin—belum memiliki menara adzan yang bisa dinaiki oleh muadzin untuk mengumandangkan adzan. Dulu, Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan Subuh dari atas rumah salah seorang wanita Bani Najjar.
Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Urwah bin Az-Zubair, dari seorang wanita Bani Najjar yang berkata, “Rumahku adalah bangunan paling tinggi di sekitar masjid. Setiap pagi, Bilal mengumandangkan adzan Subuh dari atas rumahku. Pada waktu sahur, Bilal datang. Lalu dia duduk di rumah menunggu fajar. Ketika sudah melihat fajar, dia menegakkan badannya kemudian berdoa, ‘Ya Allah, sungguh aku memuji-Mu dan meminta pertolongan-Mu dari kaum Quraisy untuk menegakkan agama-Mu.’ Setelah itu dia mengumandangkan adzan.”
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa dulu Bilal mengumandangkan adzan di atas tiang di rumah Abdullah bin Umar. Bilal naik ke tangga ketujuh tiang itu di samping Masjid Nabawi.
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa kebutuhan untuk mengumandangkan adzan dari tempat tinggi mendorong kaum muslimin di Madinah memindahkan adzan dari atap masjid ke atap rumah sekitar masjid yang lebih tinggi. Kemudian mereka kembali menggunakan atap masjid dengan menambah ketinggiannya. Setelah itu, mereka membangun menara adzan yang berbeda-beda ketinggiannya.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Pintu-Pintu Masjid Nabawi


Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: Dok Republika.
REPUBLIKA.CO.ID – Ketika Nabi berhijrah ke Madinah, beliau membangun masjid dengan tiga pintu.
Pertama, pintu bagian selatan saat kiblat masih menghadap Baitul Maqdis di arah utara. Kedua, pintu di bagian timur yang dinamakan dengan Bab Nabi, juga disebut dengan Bab Utsman, yang kemudian dikenal dengan sebutan Bab Jibril. Ketiga, pintu di sebelah barat yang dinamakan dengan Bab Atikah karena dekat dengan rumah Atikah binti Abdullah bin Yazid bin Muawiyah.
Sekarang pintu itu terkenal dengan nama Bab Ar-Rahmah. Bersamaan dengan perubahan arah kiblat, pintu bagian selatan diubah, sehingga berada di bagian utara Masjid Nabawi. Kedua kusen pintu bangunan ini menggunakan batu.
Ketika memperluas Masjid Nabawi, Khalifah Umar bin Khathab RA menambahkan tiga pintu, sehingga masjid ini memiliki enam pintu. Dua pintu berada di bagian timur, yaitu Bab Jibril dan Bab An-Nisa’. Pintu kedua disebut dengan Bab An-Nisa’ karena perkataan Umar, “Andai saja kalian peruntukkan pintu ini untuk para wanita.” Dua pintu lagi berada di bagian barat, yaitu Bab Ar-Rahmah dan Bab As-Salam. Dua pintu lainnya berada di bagian utara yang tidak bernama.
Sementara pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, pintu-pintu Masjid Nabawi tetap sebagaimana pada masa Umar bin Khathab. Perluasan kembali dilakukan pada masa Al-Mahdi Al-Abbasi (161-165 H), jumlah pintu ditambah menjadi 24 pintu: 8 pintu di bagian timur, 8 pintu di bagian barat, 4 pintu di bagian utara, dan 4 pintu di bagian selatan.
Pada masa Mamalik, sebagian besar pintu ini ditutup dan hanya 4 pintu utama yang dirawat serta dijaga; Bab Jibril, Bab An-Nisa’, Bab As-Salam, dan Bab Ar-Rahmah. Pintu yang paling panjang dan indah adalah Bab As-Salam. Pintu ini memiliki daun pintu yang terbuat dari kayu. Di atasnya terdapat ukiran dari tembaga kuning. Pada saat melakukan perluasan terhadap Masjid Nabawi, Sultan Abdul Majid (1265-1277 H) menambah 5 pintu di bagian utara yang dikenal dengan Bab Al-Majid atau Bab At-Tawasul.
Perluasaan Saudi pertama tetap menjaga kelima pintu ini dan menambahkan 5 pintu yang serupa. Yaitu, Bab Malik Abdul Aziz, terletak di bagian sayap timur pemisah antara dua halaman; Bab Malik Sa’ud yang berhadapan dengan Bab Malik Abdul Aziz di bagian barat; Bab Utsman dan Bab Umar yang berada di bagian utara Masjid Nabawi.
Pada tahun 1408 H, pada masa Raja Fahd bin Abdul Aziz, dibukalah pintu baru di bagian timur bangunan Sultan Abdul Majid yang dinamakan dengan Bab Baqi’ dan terletak berhadapan dengan Bab As-Salam. Perluasan oleh Raja Fahd memasukkan sejumlah pintu modern ke dalam bagian pembangunannya. Yaitu Bab Umar, Bab Utsman, Bab Al-Majid, Bab Malik Abdul Aziz, dan Bab Malik Sa’ud. Pada bangunan yang baru, dibangun pula 7 gerbang masuk yang luas: 3 di bagian utara, 2 di bagian selatan, dan 2 di bagian barat.
Di setiap gerbang terdapat 7 pintu; 2 pintu saling berjauhan, dan di antara kedua pintu itu terdapat 5 pintu yang saling berdampingan. Pintu-pintu ini dibuat dari kayu yang diproduksi oleh pabrik kayu terbaik di dunia. Satu kayu lebarnya mencapai 3 meter. dan tingginya 6 meter, dilapisi dengan perunggu (bronz), sehingga terlihat sangat serasi dan indah. Di tengahnya tertulis dalam bahasa arab “Muhammad Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam”, pada bagian atasnya terdapat panel batu tertulis firman Allah “Udkhuluha bisalamin aminin” (Masuklah ke dalamnya dengan aman sentosa).
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Masjid-Masjid Bersejarah di Madinah: Masjid Al-Jum’ah



Masjid Al-Jum'ah di Madinah Al-Munawwarah, Arab Saudi. Foto: 3dmekanlar.com.
REPUBLIKA.CO.ID – Ketika Rasulullah berhijrah, beliau masuk di perbatasan Madinah pada hari Senin, Rabiul Awwal, 1 H. Saat itu beliau singgah di Quba selama empat hari hingga Jumat pagi, bertepatan dengan tanggai 16 Rabiul Awwal pada tahun yang sama.
Beliau kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. Tidak jauh dari Quba, waktu shalat Jumat telah masuk. Beliau pun shalat di Wadi Ranuna. Di tempat shalat Jumat Rasulullah itu kemudian dibangun Masjid Al-Jum’ah (Jumat). Masjid tersebut dibangun dari pecahan bebatuan.
Pembangunan Masjid Al-Jum’ah ini diulang beberapa kali hingga tahun 1409 H. Raja Fahd bin Abdul Aziz memerintahkan perluasan bangunan dengan merobohkan masjid lama, kemudian dilengkapi beberapa fasilitas pendukung, seperti asrama untuk imam dan muadzin, perpustakaan, madrasah menghafal Alquran, mushala untuk wanita, tempat wudhu, dan toilet.
Akhirnya, Masjid Al-Jum’ah mampu menampung 650 jamaah, padahal dulu tidak mampu memuat lebih dari 70 jamaah. Masjid ini memiliki menara tinggi yang sangat indah dan kubah utama tepat di atas area shalat bagian tengah, ditambah dengan empat kubah kecil.
Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Hannan Putra
Sumber: Ensiklopedi Haji dan Umrah oleh Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag

Toko Murah Yang Tidak Murah di Jeddah

Kebiasaan orang  Indonesia yang senang akan belanja sewaktu bepergian masih juga dibawa sewaktu pergi beribadah Haji dan Umroh.Kira kira bulan Maret ini (2012 ) Jammaah Umroh dari Indonesia akan berdatangan untuk beribadah di Masjidil Haram Makkah. Selesai dengan prosesi Ibadah Umroh, jammaah diberi kesempatan untuk berkunjung ketempat belanja yang cukup terkenal di Indonesia Pasar Chornice Jeddah.Pasar ini bersebelahan dengan pasar pasar lainya seperti Mahmal,Faisaliah dan Bab Makkah serta masih banyak pertokoan lainnya.sehingga terlihat seperti pasar yang cukup luas.Slogan dan Poster berwarna Merah bertuliskan Diskon saat ini cukup banyak terlihat akan dapat memancing minta pengunjung untuk membeli walaupun tidak butuh akan barang tersebut.
13268271252002072078
Toko Murah
Satu tempat yang tidak akan dilewatkan oleh jammaah adalah sudut Pasar Chornice sebuah pertokoan yang Papan namanya bertuliskan “Murah” dinding kaca toko toko tersebut dihiasi dengan stiker  travel travel umroh dan haji, serta jasa penerbangan Indonesia, agar terlihat lebih keIndonesiaan gitu.pramuniaga yang bertugaspun diwajibkan berbahasa Indonesia walaupun mereka bukan berasal dari Indonesia dalam melayani para pengunjung.kalo tidak salah terdapat lebih dari 5 toko bernama ….”Murah”.
Toko toko tersebut menjual berbagai macam jenis minyak wangi merek ternama,Karpet,Abaya,Tasbih,Kerudung serta semua oleh oleh yang berbau Arab.Jammaah yang hobbynya belanja dan sedang sehat kantongnya pasti akan membeli apa saja yang ditawarkan, tanpa peduli berapa harga yang disebut.
Hal yang perlu jammah perhatikan jika berada pada area pertokoan tersebut adalah :
Jangan mudah terpengaruh dengan tawaran papan nama yang bertuliskan “MURAH”, karena sebenarnya mereka tidak menjual barang dagangannya dengan harga murah, walaupun berani memberi diskon kepada anda.semua itu telah melewati perhitungan jual untung tentunya.
1326827209426160314
Jangan terpengaruh rayuan penjual, mereka terlatih merayu bangsa Indonesia dengan bahasa Pas Pasannya, “Ayo Ibu/bapak Haji Mari beli mari beli…murah murah…halal halal….” semua itu hanyalah trik agar anda tertarik masuk kedalam toko.
Jangan terpengaruh jika mereka menunjukkan barang barang dagangannya, cobalah mencatat apa saja yang anda butuhkan sebelum berangkat ketanah suci ( Saudi Arabia ) dan coba cari referensi berapa harga barang tersebut,di Indonesia semua saya rasa sudah ada.Kadang kala anda bisa tertipu barang yang anda beli ternyata buatan Indonesia, masa barang export dibawa pulang lagi ketanah air.
Pintar pintar dalam menawar, semua barang yang anda beli sebenarnya harga telah dikali lipatkan menjadi 3 kali lipat. sudah pasti untung, bisa anda check di lokasi yang lain untuk harga sebagai bukti berapa kali lipat harga di naikkan.Saudi Arabia adalah negara yang bebas akan pajak, jadi harga kulakan para pedagang adalah murah sekali, dan dijual mahal kepada anda anda yang tidaklah jeli.
Coba gunakan kenalan anda untuk mencari barang yang anda inginkan sebelum datang di Saudi, jadi sehabis Umroh/Haji barang pesanan anda telah siap, untung untung teman anda membelinya sebagai hadiah untuk anda.
Pertokoan tersebut kalo anda rasakan layaknya Tanah Abang atau Mangga Dua Jakarta atau Pasar Turi di Surabaya, dimana mereka menjual barang grosiran sampai eceran.lokasi yang cukup luas juga mendukung komplek pasar yang lebih dikenal dengan pasar Balad ini.barang yang anda butuhkan bisa anda dapatkan di Indonesia dengan harga sesuai tanpa anda kerepotan membawa tas tenteng oleh oleh.
Semua juga berbalik kepada anda karena hak anda masing masing untuk mengatur biaya belanja anda selama perjalanan ke Arab Saudi.
Selamat menempuh Ibadah Umroh Tahun ini dan Magbulan InsyaAllah.

Tips Ibadah Umroh

Bulan Maret 2012 bagi umat Islam yang ingin melakukan ibadah umroh sudah bisa memulai menjalankan ibadahnya setelah pemerintah Arab Saudi menutupnya selama musim haji tahun 2011.
Syarat utama untuk berangkat umroh adalah memiliki paspor yang masih berlaku selama delapan bulan terakhir dan nama di paspor harus tiga kata. Apabila Anda masih memiliki dua kata nama di paspor harus mengurus lagi di kantor imigrasi setempat untuk menambah dengan nama orangtua atau keluarga.
Pengurusan visa di Kedutaan Arab Saudi untuk ibadah umroh selama sepuluh hari diserahkan kepada travel atau biro perjalanan umroh yang ada di kota Anda. Karena Kedutaan tidak melayani individu yang melaksanakan umroh mandiri tanpa travel.
Syarat-syarat pengurusan visa adalah menyerahkan paspor, Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, surat nikah suami istri semuanya asli, pas foto ukuran 3X4, 4X6 fokus wajah 80 persen masing-masing lima lembar, dan kartu kuning bukti telah melakukan suntik imunisasi meningitis.
Suntik maningetis bisa dilakukan di kantor Dinas Kesehatan Terminal Udara Cengkareng dan Halim Perdana Kusuma di Jakarta. Sedangkan di Surabaya ada di Terminal Udara Juanda dengan biaya sekitar Rp 280.000 per orang masa berlaku dua tahun.
Biaya umroh beragam mulai 1.500 $ US sampai 4.000 $ US tergantung jenis bintang hotel yang kita pilih dan musim umroh. Yang paling mahal adalah Umroh Ramadhan karena pahalanya sama dengan Anda beribadah haji.
Karena ibadah umroh hanya membutuhkan waktu 10 hari bagi wanita Anda cukup membawa baju muslim pergi tiga lembar, baju tidur tiga lembar,  dan mukena dua lembar, perlengkapan obat, mandi  dan komestik. Untuk laki-laki perlu membawa baju kain tanpa jahitan yang biasanya sudah disiapkan oleh pihak travel.
Selama umroh tidak perlu membawa makanan. Karena semua peserta umroh dari Indonesia harus melalui travel yang telah menjamin makan kita tiga kali sehari dan penginapan di hotel.
Sewaktu naik pesawat dari Tanah Air dilarang keras membawa air atau cairan di dalam botol lebih dari 100 milimeter di dalam kabin. Ini yang banyak tidak diketahui orang Indonesia. Sehingga banyak cairan yang harus ditinggal pas naik pesawat.
Lama penerbangan Jakarta-Jeddah sekitar 10 jam tanpa transit bisa diisi dengan nonton film dan membaca buku di dalam pesawat. Makanan disediakan tiga kali sehari di dalam pesawat meskipun di kelas ekonomi di maskapai apa pun. Khusus airlines Garuda Indonesia pasti menu Indonesia yang disuguhkan kepada penumpangnya.
Sesampai di Bandara King Abdul Azis, Jeddah Anda akan antri dulu untuk diperiksa paspornya. Untuk wanita sebaiknya antri dibelakang laki-laki yang menjadi muhrimnya atau pendampingnya. Jangan lupa dicek bagasi Anda setelah pemeriksaan paspor.
Biasanya masjid pertama yang dituju adalah Masjid Nabawi, di Madinah setelah Anda tiba di tanah suci. Disini Anda usahakan untuk melaksanakan sholat di Raudhah di sebelah Makam Nabi Muhammad SAW. Khusus untuk wanita tempat multazam ini  hanya dibuka sewaktu sholat  dhuha antara pukul 07.00-11.00 waktu setempat.
Setelah di Madinah tiga hari biasanya kita memulai umroh dengan mengambil Miqot di Bill Air. Dari masjid ini memulai melakukan niat umroh dan memakai kain umroh tanpa jahitan bagi laki-laki. Bagi wanita cukup baju muslim yang menutupi aurat dan aturan larangan Mulai dari tempat ini larangan umroh mulai diberlakukan seperti tidak boleh membunuh binatang, memotong tanaman, bercumbu dengan suami atau istrinya sekalipun sampai ibadah umroh semuanya lengkap dilalui.
Sesampai di Kota Mekah setelah perjalanan enam jam dari Madinah Anda diantar ke hotel lebih dahulu. Setelah istirahat barulah ibadah umroh dimulai di Masjidil Haram Anda sudah bisa melaksanakan ibadah umroh yang dimulai dengan ucapan doa-doa, tawaf, sai, dan tahalul potong rambut. Bagi Anda yang pertama kali melihat bangunan Kabah peninggalan Nabi Ibrahim ini adalah saat yang paling mengharukan.
Untuk selanjutnya usahakan  apabila melaksankan sholat wajib di Masjidil Haram, Anda sebaiknya duduk di belakang imam atau duduk di depan garis Pintu Kabah yang merupakan tempat paling multazam untuk berdoa.
Air zam-zam selalu tersedia di dalam mesjid di kran-kran atau tower-tower kecil yang ada pilihan warna merah dan hijau. Warna hijau berarti air zam-zam yang diminum terasa dingin, dan warna merah berarti rasa biasa atau asli.
Selama ibadah umroh Anda biasanya diajak juga untuk jalan-jalan melihat tempat jumroh di Mina, ke Arafah , ke Jabal Rahmah tugu pertemuan Nabi Adam dan Hawa,  dan ke pusat pertokoan di Jeddah.
Biasanya bangsa Indonesia yang paling banyak berbelanja membeli oleh-oleh. Anda sebaiknya menukarkan uang Rupiah dengan Riyal  mata uang Arab Saudi di Indonesia dengan kurs Rp 2.500,- rata-rata. Untuk urusan belanja sebaiknya menawar karena harga di mall pun di Jeddah bisa ditawar.
Untuk nomor telepon gengam Anda sebaiknya ganti nomor lokal Arab Saudi setibanya di Jeddah. Karena beda tarip sms aja bisa empat kalinya tarip Indonesia. Contoh dengan nomor kartu Telkomsel SMS ke tanah air bisa Rp 2.000 sekali SMS, dengan nomor lokal hanya Rp 500,-.
Semoga catatan tulisan ini membantu persiapan ibadah umroh Anda untuk menjadi lebih mahbrur dan lancar serta dikabulkan semua doa-doa untuk keluarga Anda di Tanah Air. (Asita Dk Suryanto)

Pembuatan Vaksin Meningitis dan Kartu Kuning

Vaksin Meningitis dan buku kuning wajib dimiliki oleh calon jamaah umroh sebagai persyaratan pembuatan visa di kedutaan.
Vaksin menginitis dan buku kuning dapat di peroleh pada hari kerja, Senin s/d Jum'at di:
  • KKP Bandara Soekarno Hata, Cengkareng Telp. 5502277
  • KKP Bandara Halim Perdana Kusuma Telp. 8000166
  • KKP Pelabuhan Tanjung Priuk Telp. 43931045
  • KKP Pelabuhan Merak, Banten Telp. 0254-571083
  • Rs. Fatmawati JakSel, Centa medika Haji & Umroh Lt. dasar telp. 7501524 ext.1639
  • Garuda Sentra Medika, Kemayoran Telp. 4241000
Persyarat :
  1. Mengisi Formulir sesuai Nama Pasport dan No. Pasport
  2. Fotocopy KTP
  3. Biaya vaksin sebesar Rp. 280.000 (harga tidak mengikat)

Jamaah Umrah Padati Bandara Halim


Depkes hanya menyediakan vaksin meningitis untuk jamaah haji dan untuk umrah belum.
JAKARTA-(Rol)-Setelah dari Bandara Soekarno Hatta, tempat vaksin meningitis di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dipenuhi calon jamaah umrah. Sekitar seribu orang antre untuk mendapatkan vaksin meningitis sebagai salah satu syarat berangkat umrah ke Tanah Suci, Makkah.
Artis komedian Cici Tegal mengungkapkan, dia harus berpindah dari Bandara Halim ke Soekarno Hatta untuk mendapatkan vaksin meningitis. ''Berjubel, dan banyak nenek-nenek. Pokoknya heboh banget deh,'' kata Cici.
Di Bandara Soekarno Hatta, Cici mengaku mendapat penjelasan bahwa sedang dilakukan penertiban terhadap sertifikat vaksin meningitis karena menurut informasi yang dia terima di bandara, sertifikat itu dipalsukan oleh pengelola travel.
''Rakyat yang tidak tahu jadi kena getahnya,'' kata perempuan yang berniat umrah pada 23 April mendatang. Jamaah, kata Cici, tidak tahu apakah sertifikat vaksin meningitis yang diwajibkan untuk melamar visa umrah itu palsu, asli, atau bahkan ada peraturan vaksin. Bagi jamaah, kata Cici, yang penting mereka bisa umrah. Mereka akan menurut ketentuan yang ada.
''Jamaah tidak tahu siapa yang bermain dalam kasus ini,'' kata dia. Jika memang diwajibkan, Cici berpendapat seharusnya bisa disediakan di Puskesmas dan tak harus di bandara, meskipun atas nama customs.
Sementara itu, ratusan jamaah dari travel Al Mabrur yang tertahan di Bandara Soekarno Hatta selama tiga hari telah dibawa ke Bandara Halim untuk mendapat vaksin meningitis. Mereka tertunda keberangkatannya selama tiga hari karena Polres Tangerang menduga kartu vaksin mereka palsu. Untuk itu, Polres Tangerang, kata AKBP Djoko Purbohadi kepada wartawan, Kamis (10/4), akan menyelidiki kasus pemalsuan kartu vaksin tersebut. ''Kami menduga ada pemalsuan kartu kuning yang dibawa jamaah umrah tersebut,'' kata Djoko.
Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan, I Nyoman Kandun, kepada Republika, Kamis (10/4), menegaskan vaksin meningitis (International Certificate of Vaaccination/ICV) merupakan peraturan kesehatan internasional untuk mereka yang akan bepergian ke daerah yang dianggap epidemi dan endemis meningitis seperti Arab Saudi, Nepal, Kenya, dan daerah lingkar meningitis di Sub-Sahara Afrika. ''Sudah beberapa tahun diterapkan. Jadi tidak mendadak,'' kata I Nyoman Kandun.
Menurut Kandun, pada 2002 lalu, Kementrian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi mengharuskan vaksin meningitis sebagai syarat memperoleh visa umrah dan haji. Depkes, kata dia, hanya wajib menyediakan vaksinasi meningitis saat keberangkatan haji dan hal itu sudah masuk dalam anggaran. ''Namun untuk umrah, pihak Arab Saudi sendiri yang minta agar saat mengurus visa harus ada vaksin meningitis dan bahkan vaksin polio,'' jelasnya.
Lebih jauh Kandun menyatakan, pada prinsipnya Depkes ingin memberi pelayanan dan mempersiapkan perjalanan jamaah umrah dengan sebaik-baiknya. Kalau memang ada permintaan vaksinasi meningitis untuk jamaah umrah dari Arab Saudi, lanjut dia, tentu pihaknya akan menyediakan.
Jadi, ujar Kandun, vaksinasi meningitis memerlukan koordinasi antara pemerintah Arab Saudi, agen penyelenggara umrah, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Kesehatan. ''Jangan jadikan kami sasaran tembak. Tak mungkin kami membuka warung dadakan di bandara dan langsung menyediakan barang 100 bungkus,'' kilahnya.(eye/c54/tid )

Prosedur Pembuatan Pasport Umroh


Ada dua cara untuk mendaftar yaitu cara manual dan online. Apabila ingin mengurus paspor secara online maka anda harus mengunjungi situs http://www.imigrasi.go.id dan melakukan pengisian data online terlebih dahulu, kemudian baru mendatangi kantor imigrasi.

Yang perlu dicatat saat pengisian
online adalah anda harus memilih Kanim (kantor imigrasi) yang mana yang anda pilih, bila anda memilih di Jakarta Selatan, maka anda harus memproses dokumen di Jakarta Selatan. Apabila anda membawa ke kantor di Jakarta Pusat maka itu pasti akan ditolak!

A.           PERSYARATAN PERMOHONAN PASPOR RI
1.           Mengisi formulir permohonan paspor RI dengan benar dan lengkap (perdim 11, yang dapat diperoleh di kantor imigrasi);
2.           Melampirkan berkas asli dan foto kopi identitas diri, antara lain ;
§         Kartu Tanda Penduduk (KTP);
§         Akte Kelahiran (KK) dan atau Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah;
§         Surat Kawin/Akte Nikah bagi yang telah menikah;
3.           Paspor RI yang lama bagi pemohon penggantian paspor RI;
4.           Surat ganti nama (jika direncanakan akan dilakukan perubahan atau pergantian nama)
5.           Rekomendasi tertulis dari atasan atau pimpinan bagi mereka yang bekerja sebagai PNS, karyawan BUMN, TNI/Polri atau Karyawan Swasta;
6.         Pemohon melakukan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI).
 
B.          PERSYARATAN  UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR (DIBAWAH 17 TAHUN)
1.           Mengisi formulir permohonan paspor RI dengan benar dan lengkap (perdim 11, yang dapat diperoleh di kantor imigrasi);
2.           Melampirkan berkas asli dan fotokopi identitas diri, antara lain;
    • akte lahir;
    • KTP orang Tua;
    • Kartu Keluarga;
    • STTB/Ijazah, atau Akte Lahir Orang Tua;
    • Surat Kawin/Nikah Orang Tua;
    • Foto Kopi Paspor Orang Tua yang masih berlaku;
3.           Paspor RI yang lama bagi pemohon penggantian paspor RI;
4.           Melampirkan surat pernyataan tertulis materai Rp 6000 dari Orang Tua.
5.         Pemohon melakukan pembayaran sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI).

Social Icons

Featured Posts

HUBUNGI SAYA DI FB

Social Icons

Diberdayakan oleh Blogger.

Stats

Bank Pendukung

Blogger news

Search in the Hadith
Search:
in
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

Popular Posts